Kuliah yang berbeda (bikin saya bangun)

Kelas Menulis Kreatif? Yang langsung saya bayangkan ketika melihatnya di KRS adalah menulis novel. Tentu saja setelah membaca silabus saya senang sekali karena akan ada tugas seperti itu. Kelas ini lumayan menjadi “penyegar” dalam kuliahku di semester 4 ini. Tentunya berkat kedua mbak dosen yang tidak terlalu konvensional dalam mengajar seperti kuliah lainnya yang gitu-gitu aja. Dalam pertemuan pertama, mbak Astrid langsung menjadi idola saya. :D
Orang lain mengeluhkan kuliah ini membosankan dan merepotkan, tapi saya senang sekali. Saya senang kami harus mempos tugas di blog. Saya suka blog. Mengutip kata-kata teman saya di SMA bernama Nurul, “Kalau kamu menulis di blog, tulisan kamu akan dibaca oleh orang-orang yang benar-benar berminat dan memang mencarinya.” Karena itu saya senang sekali dengan sistem mata kuliah ini. Sungguh. Blog itu menyenangkan, kawan. Daripada kamu menulis catatan di facebook dikatai labil, galau, or whatever it is, lebih baik kamu menulis di blog. Blog membuatku mandiri dan percaya diri. Orang lain malu menuliskan alamat blog mereka, namun saya dengan bangga menuliskan http://yuukicalifa.blogspot.com. Saya tidak suka berurusan dengan orang yang tidak saya kenal macam random-add-people di facebook (yang menyebabkan friendlist saya terbatas—and I don’t even care about that), maka saya blogging. Tidak masalah saya “sendirian” di blog, yang penting saya bebas berekspresi. Memang pada awalnya (dan mungkin sampai sekarang) tulisan saya di blog sangat alay, tapi saya tetap bangga dengan “ruangan” saya itu.
Saya senang kami harus membaca novel dan bukan cuma teori tentang sejarah melulu. Namun satu hal yang saya (tetap) kurang suka dari kuliah ini (seperti kuliah lainnya) adalah harus berbicara di depan kelas. Sumpah, saya benci sekali jika harus berbicara di depan kelas. Tidak masalah jika pemirsanya adalah teman-teman yang menyenangkan. Nah, dalam setiap kelas pasti ada orang yang (merasa) paling pintar dan lantas memandang dengan sangat meremehkan ketika orang macam saya ini berbicara di depan kelas. Yah, saya ini kan golongan mahasiswi yang tidak populer, tidak cantik, tidak pintar, dan tidak “kelihatan” di kelas.

Mana ada mahasiswa (mahaSISWA--laki-laki) mengajak saya bicara kalau tidak karena satu kelompok atau karena kebetulan berangkat terlalu awal lalu dia terpaksa mengajak saya bicara. Saya ini kan hanya mahasiswi mitos. Antara ada dan tiada.

Tapi tidak semua yang kaulihat itu benar. Lihat, saya mahasiswi yang selalu diam, tidak pernah bertanya, bicara seadanya, dan presentasi dengan kosa kata terbatas. Ya, tentu saja, saya tidak ingin dilihat sebagai orang tolol belaka yang banyak omong di kelas. Lebih baik saya diam di kelas namun aktif dalam dunia saya sendiri. Orang-orang yang suka menghina orang lain karena merasa lebih pintar, cobalah bercermin. Saya tidak pernah menghina kalian walaupun saya pasti merasa lebih pintar daripada kalian. Halo, kepintaran kalian pun ada batasnya. Kalian tidak selalu nomor satu. Juga orang-orang yang merasa kecantikan adalah segalanya, lihat saja, kalian tidak mempunyai banyak teman kalau hanya melihat dari penampilan. Kalian tidak berminat satu kelompok dengan saya? Saya pun tidak. Semua orang sejenis itu ada di kelas, pasti selalu ada di kelas manapun. Orang yang menganggap saya ada hanya ketika mereka sedang membutuhkan saya.

Kelas menulis kreatif memberikan saya kesempatan untuk menulis ini. Ya, mata kuliah lain tidak akan memberi ampun pada mahasiswi yang tidak kelihatan seperti saya ini. Ini adalah waktu yang sangat tepat, mungkin, untuk menulis seperti ini, biar semua mahasiswa tidak adil di kelas saya tahu. Setelah tahu, mereka tidak peduli? Ah, tidak celaka juga bagi saya.
Masalahnya, berbeda dari yang diharapkan mbak-mbak dosen, kelompok dalam kelas menulis kreatif  masih kurang atau tidak menjadi media sosialisasi terutama dalam tugas. Bagaimana bisa? Oh, mahasiswi cantik hanya mau berkomunikasi dengan mahasiswa ganteng. Mereka kan tidak perlu informasi dari saya? Tidak mau berkomunikasi dengan orang macam saya? (Tidak hanya saya yang tidak dianggap.)
Aduh, malah curhat... -_-
Yah, begitulah. Saya senang dengan kuliah ini karena saya bisa menunjukkan kepribadian saya yang sebenarnya, menunjukkan bahwa saya ada, bukan hanya mitos. 

Ah, mereka tetap tidak bicara kepada saya walaupun ujian sekalipun...

0 comments:

Posting Komentar