Yosh, hampir berbarengan dengan novel Botchan, saya membeli dua buku lain yang berhubungan dengan Jepang *sekaligus mengosongkan dompet saya yang memang tidak pernah gemuk--dan kecemasan saya tentang sang dompet terbukti beberapa hari selanjutnya*. Yang pertama adalah Misteri Kode Etik Samurai Jepang karangan Boye de Mente. Saya jatuh cinta pada *cover* buku ini ketika membeli Botchan tetapi gak bawa uang lebih :P. Tentang buku ini belum akan saya tulis sekarang, belum selesai saya baca *males*. Yang kedua adalah Orang Dan Bambu Jepang karangan Ajip Rosidi, yang bikin kepincut ketika saya sudah memegang Misteri Kode Etik Samurai Jepang dan ngubek-ubek bagian sosial. Melihat kata 'Jepang' selalu bikin jatuh hati dan selalu jadi setan yang menghabiskan duit saya, maka tanpa perlawanan apa-apa terhadap rasa jatuh cinta yang menghabiskan uang itu, saya membawa pulang kedua buku itu.
Orang dan Bambu Jepang karya Ajip Rosidi, seperti yang tertulis di sampul belakangnya, adalah catatan pak Ajip tentang kehidupan sehari-hari di Jepang ketika beliau mengajar di sana. Pada bagian awal dijelaskan filosofi bambu dengan orang Jepang, tapi saya lupa lagi :P.
Buku ini sederhana dan bahasanya mudah dimengerti *walaupun ada bentuk kalimat-kalimat yang aneh, mungkin karena ini buku lama yang dicetak ulang*, dan menurutku sih enak dibaca. Setiap bab menjelaskan hal yang berbeda tentang kehidupan orang Jepang, ringkas dan padat. Buku ini kusarankan buat para author yang ingin menulis cerita atau fanfic bersetting di Jepang, jangan asal nebak aja *sadar diri* karena di sini dijelaskan betapa berbedanya kualitas manusia Jepang dan kehidupannya dibandingkan orang Indonesia!
Saya paling suka bagian yang menjelaskan pelayanan masyarakat kayak bikin paspor dan KTP. Pak Ajip mengatakan bahwa pelayanan di Jepang sangat cepat, bahkan untuk hitungan membuat paspor. Bahkan ketika masyarakat pendatang semakin memadati Jepang, pelayanan itupun ditingkatkan sehingga waktu bisa dihemat. Nah lo... Indonesia gimana tuh?
Yang keren juga bagian tentang lalu lintas. Percaya nggak percaya, pengendara mobil di Jepang sangat menghargai pejalan kaki. Tahu sebabnya? Kalau sampai terjadi kecelakaan hingga korban meninggal, si pengendara mobil harus mengganti rugi untuk keluarga korban SEBANYAK PENDAPATAN YANG SEHARUSNYA DIDAPATKAN KORBAN ANDAIKAN DIA MASIH HIDUP... Nah lo nah lo... orang Jepang kan terkenal workaholic tuh, gimana kalau korban kecelakannya kerja seumur hidup?
Yah, menurutku buku ini nyaris lengkap, tapi lebih dari itu, buku ini asyik!
Waktu selesai membaca suatu bab, membalik halamannya, dan mendapati tidak ada bab baru, saya kecewa T.T bener, buku ini asyik banget dibaca, apalagi pak Ajip juga membandingkan keadaan Jepang dengan Indonesia.
Well, aku belum dapat gambar covernya, tapi semoga cepet dapat :D
Aku menyarankan buku ini dibaca, oki doki? ^_^b
Orang dan Bambu Jepang karya Ajip Rosidi, seperti yang tertulis di sampul belakangnya, adalah catatan pak Ajip tentang kehidupan sehari-hari di Jepang ketika beliau mengajar di sana. Pada bagian awal dijelaskan filosofi bambu dengan orang Jepang, tapi saya lupa lagi :P.
Buku ini sederhana dan bahasanya mudah dimengerti *walaupun ada bentuk kalimat-kalimat yang aneh, mungkin karena ini buku lama yang dicetak ulang*, dan menurutku sih enak dibaca. Setiap bab menjelaskan hal yang berbeda tentang kehidupan orang Jepang, ringkas dan padat. Buku ini kusarankan buat para author yang ingin menulis cerita atau fanfic bersetting di Jepang, jangan asal nebak aja *sadar diri* karena di sini dijelaskan betapa berbedanya kualitas manusia Jepang dan kehidupannya dibandingkan orang Indonesia!
Saya paling suka bagian yang menjelaskan pelayanan masyarakat kayak bikin paspor dan KTP. Pak Ajip mengatakan bahwa pelayanan di Jepang sangat cepat, bahkan untuk hitungan membuat paspor. Bahkan ketika masyarakat pendatang semakin memadati Jepang, pelayanan itupun ditingkatkan sehingga waktu bisa dihemat. Nah lo... Indonesia gimana tuh?
Yang keren juga bagian tentang lalu lintas. Percaya nggak percaya, pengendara mobil di Jepang sangat menghargai pejalan kaki. Tahu sebabnya? Kalau sampai terjadi kecelakaan hingga korban meninggal, si pengendara mobil harus mengganti rugi untuk keluarga korban SEBANYAK PENDAPATAN YANG SEHARUSNYA DIDAPATKAN KORBAN ANDAIKAN DIA MASIH HIDUP... Nah lo nah lo... orang Jepang kan terkenal workaholic tuh, gimana kalau korban kecelakannya kerja seumur hidup?
Yah, menurutku buku ini nyaris lengkap, tapi lebih dari itu, buku ini asyik!
Waktu selesai membaca suatu bab, membalik halamannya, dan mendapati tidak ada bab baru, saya kecewa T.T bener, buku ini asyik banget dibaca, apalagi pak Ajip juga membandingkan keadaan Jepang dengan Indonesia.
Well, aku belum dapat gambar covernya, tapi semoga cepet dapat :D
Aku menyarankan buku ini dibaca, oki doki? ^_^b
0 comments:
Posting Komentar