Kutipan di sini sebenarnya bukan kata-kata mutiara, saya ambil karena menunjukkan kepribadian Botchan yang kuat. :D
1.
Kini
aku tidak akan bisa mengembalikannya, meskipun aku berharap bisa melakukan itu
sepuluh kali lipat.
2.
Kukatakan
padanya aku paling benci menerima barang secara diam-diam.
3.
Meskipun
ayahku memang keras kepala, tapi tidak seharusnya dia pilih kasih.
4.
Walaupun
aku tidak bisa membayangkan diriku jadi apa pun, Kiyo terus menerus
menyemangati, “Kau bisa! Pasti bisa!”, jadi aku berpikir mungkin aku memang
bisa.
5.
Dasar
tak tahu malu, memandang rendah orang padahal dirinya sendiri hanya orang
kampung!
6.
Wajahku
mungkin tidak enak dilihat, tapi masih jauh lebih bagus daripada wajahnya.
7.
Aku
selalu berpikir semua manusia sama dan bakal ada saat ketika kita ingin protes
bila kehilangan kesabaran.
8.
Aku
benci kebohongan, jadi aku memutuskan untuk tetap tenang meski telah ditipu
sampai datang ke sini, berbicara apa adanya untuk menolak tawaran pekerjaan.
9.
Lebih
baik menolak daripada hidup dalam kebohongan.
10.
Heran
juga melihat ketidakpedulian mereka terhadap perasaan orang.
11.
Menurutku
kecemasannya berlebihan.
12.
Tidak
akan pernah aku kunjungi orang yang tidak tahu sopan santun seperti dia.
13.
Berhubung
dia guru senior, dirinya datang ke tempatku agak menunjukkan harga diri yang
rendah.
14.
Begitu
sebaiknya bergerak, menyelesaikan segalanya sesuai urutan.
15.
Bukannya
aku penipu atau pengecut, tapi harus kuakui aku hanya punya keberanian yang
terbatas.
16.
Aku
tidak merasa diriku menebarkan aura otoritas.
17.
Aku
menyadari diriku tidak memiliki kemampuan untuk mendominasi mereka hanya dengan
lidah. Sekali aku menunjukkan kelemahan apa pun di depan anak-anak kampung ini,
akan sulit bagiku mengembalikan kendali.
18.
Aku
memulai pelajaran dengan suara keras mantap, juga memberi tekanan pada getaran
lidahku demi memberi bobot pada setiap kata.
19.
Di
mana salahnya mengaku bila kau memang tidak mampu?
20.
Berhubung
semua orang mematuhi peraturan itu tanpa mengeluh, tidak akan pantas bagiku si
orang baru untuk membuat keributan.
21.
Tidak
ada yang pernah menyatakan aku punya penampilan ala “gentleman berbudibahasa
tinggi”. Kau bakal langsung tahu dari cara berpakaian dan berbicaraku. Jadi
hanya penipu yang akan berbicara seperti itu di depanku.
22.
Setiap
kali aku membuat kekonyolan di dalam kelas, aku akan menyesalinya saat itu
juga, tapi perasaan itu akan lenyap setelah kira-kira setengah jam kemudian.
23.
Aku
memang bukan orang bernyali baja, tapi di lain pihak aku orang yang teguh pada
keputusan.
24.
Aku
tidak akan pernah rela berusaha bertingkah laku manis ataupun memuji anak-anak
kampung itu di kelas.
25.
Kukatakan
aku tidak akan beli bahkan bila uang ada dan akhirnya berhasil mengusirnya.
26.
Aku
berkata bahwa yang kugunakan adalah uangku sendiri, jadi tidak ada hubungannya
dengan mereka bila aku makan empat atau lima mangkuk.
27.
Lelucon
adalah lelucon, namun kalau berlarut-larut hasilnya kenakalan.
28.
Bila
lelucon sudah melewati batas, akan sulit untuk bisa memakluminya.
29.
Aku
tidak akan menjadikannya masalah bila saja humor mereka polos.
30.
Mereka
membuat peraturan-peraturan yang mendukung kepentingan mereka sendiri, lalu
tanpa malu, bertingkah laku seakan keadaan ini merupakan keadaan paling ilmiah
di dunia.
31.
Satu
individu tidak akan mampu mencapai apa pun, betapapun keluhannya sangat
beralasan.
32.
Semua
mahasiswa hukum tampak lemah tapi mereka punya bakat berdebat.
33.
Mereka
semua begitu kecil sehingga semakin besar tenaga yang kukeluarkan, malah semakin
kurang efek yang kuinginkan.
34.
Ketenangannya
hanya berbeda tipis dengan kekurangajaran.
35.
Kalau
tidak punya nyali mengakui tindakan yang telah mereka lakukan, seharusnya sejak
awal mereka urung melakukannya.
36.
Aku
juga melakukan beberapa kejailan saat di sekolah menengah, tapi ketika para
guru bertanya siapa yang bertanggungjawab, selayaknya lelaki aku selalu
mengaku.
37.
Meski
membuat kekacauan, setidaknya aku selalu jujur.
38.
Jika
aku berniat supaya terbebas dari konsekuensi, sejak awal aku tidak akan
bertindak.
39.
Menurutku
tidak ada masyarakat yang rela mentoleransi orang-orang memuakkan yang berpikir
bisa bersenang-senang tanpa membayar akibatnya.
40.
Mereka
datang ke sekolah, berbohong, melakukan kecurangan, dan mengendap-endap di
balik kegelapan, melakukan muslihat pada orang. Lalu ketika lulus, mereka akan
berjalan penuh kebanggaan, terjebak dalam pemikiran keliru bahwa mereka telah
memperoleh pendidikan. Dasar sampah masyarakat!
41.
Berbicara
dengan orang-orang berotak busuk membuatku muak.
42.
Aku
merasa kasihan pada orang-orang yang belajar di sekolah menengah tapi tidak
mampu membedakan mana yang patut dan yang tidak.
43.
Penampilan
dan tingkah lakuku mungkin memang tidak terpoles dan cara bicaraku tidak
elegan, tapi aku yakin dalam hati, aku manusia yang lebih baik daripada mereka.
44.
Meski
hanya seorang wanita tua, tanpa pendidikan atau status sosial, dia punya
karakter mulia.
45.
Kalau
punya sekadar kesadaran akan apa yang benar, kalian akan menyesali perbuatan
kalian dan datang untuk meminta maaf.
46.
Asrama
ini tidak didirikan sebagai kandang babi. Berhentilah bertingkah seperti
binatang liar!
47.
Aku
mengakui ada pengecut dalam setiap diri laki-laki, namun ternyata tingkat
kepengecutan mereka kelewat batas.
48.
Aku
lebih punya keberanian daripada kebijakan.
49.
Namun
aku tidak berniat dikalahkan. Kalau aku membiarkan ini berlalu begitu saja, aku
bakal kehilangan muka.
50. Aku tidak akan membiarkan orang
berkata anak Edo mudah putus asa.
0 comments:
Posting Komentar