Ketika mempost tulisan ini, saya sedang berada di
kampus tercinta FIB dan sedang bersusah payah mencari sinyal wifi dari kampus
tetangga, FEB. Sudah beberapa minggu ini wifi UGM-Hotspot tidak bisa diakses
dari laptop saya. Pada hari pertama wifi tidak bisa diakses saya pikir, ah, paling cuma kenapa sih. Hari
berikutnya, ternyata tidak bisa lagi. Wah, mungkin laptop saya yang kurang
beres, nih. Tapi ternyata teman saya yang memakai iPhone pun tidak bisa
mengakses wifi UGM. Notif “additional log on” yang biasanya muncul ketika saya
mengakses wifi UGM di pojok kiri bawah laptop pun tidak ada. Sinyalnya memang
penuh, tapi ada gambar tanda seru di dalam segitiga kuning dan tampaknya itu
menandakan saya tidak bisa mengaksesnya. Saya hanya bisa mengakses sampai login
page UGM-Hotspot, mengisi username dan password, login, lalu muncul
pemberitahuan bahwa ada error (atau sejenis itu) dari sononya. Intinya, TIDAK
BISA DIAKSES.
Pindah tempat… (/=3=)/
Ruang multimedia lumayan baik hati kepada mahasiswa,
wifi-nya bisa untuk mengakses facebook dan twitter. :P Namun ruang multimedia
yang biasanya bisa kami akses wifi-nya, ternyata ikut-ikutan tidak bisa. Additional
log on tidak muncul, segitiga kuning bertanda seru tetap menghiasi sinyal yang
penuh itu. Reload, reload, reload, tidak bisa juga. Bahkan masuk ke login page
hotspot saja tidak bisa. Saya mulai bertanya-tanya apakah memang laptop saya
yang bermasalah, tapi iPhone teman saya juga tetap tidak bisa mengaksesnya.
Ketika sholat di musholla Al-Adab FIB, tiba-tiba Puka,
teman saya yang menggunakan iPhone itu, heboh. Katanya wifi UGM (tiba-tiba)
bisa diakses (tapi dengan sangat bersusah payah, kata Puka). Saya pun ikutan
heboh. Tapi tentunya kami tidak bisa ngendon terus wifi-an di musholla karena
harus segera kuliah dan kami bukan mbak-mbak mahasiswi yang suka nongkrong di
musholla, menghabiskan tempat yang seharusnya dipakai sholat dan membuat
antrian sholat menjadi semakin panjang (ehem). Sungguh, ini hal yang sangat
menyebalkan di musholla. Glundung-glundung di musholla boleh-boleh saja mbak,
tapi tolong dong, jangan di atas karpet sajadah (semoga ada mbak-mbak yang suka
glundung-glundung di musholla yang membaca ini).
Oh iya, lanjut, saya dan Puka pun ke kelas kami di
gedung B, ruangan B107. Saya baru ingat bahwa dari kelas itu saya juga bisa
mengakses wifi UGM. Tapi itu beberapa minggu yang lalu, kan saya tidak bisa
internetan di tengah-tengah kuliah. Maka sebelum kuliah saya pun mencoba mengakses
UGM-Hotspot dan FIB-Hotspot (yang kedua ini saya perhatikan hanya muncul ketika
saya berada di kelas ini) dan… bisa! Notif additional log on muncul dan
segitiga kuning itu pergi. Walaupun sinyalnya tidak penuh, tapi bisa diakses.
What the heck… =___=
Beberapa minggu yang lalu, sebelum saya mengalami
kesulitan dengan wifi ini, saya bisa lancar jaya internetan di kampus.
Hitung-hitung penghematan, tidak perlu membeli pulsa modem. Eh tiba-tiba
datanglah musibah ini. Kemudian saya teringat juga, di perpustakaan ada
laboratorium komputer tempat saya internetan dahulu kala… saya pun ke sana
daripada hanya menunggu kuliah di kelas B107. Laptop memang harus dibawa masuk
perpus, tapi saya matikan di lab, menghemat baterai dan pasti bisa internetan
dengan komputer. Tampak dua orang mahasiswa dan mahasiswi sedang mengetik tugas
di komputer perpustakaan. Saya klik Mozilla Firefox di salah satu komputer dan
tadaaa, tidak bisa connect. Reload, reload, reload, tidak bisa juga. Pindah ke
komputer lain pun tetap tidak connect. Keluhan saya menjadi semakin panjang
rasanya. Akhirnya saya buka laptop saya dan melihat (dengan tidak terlalu
antusias) sinyal wifi yang dapat dijangkau. UGM Hotspot berhias segitiga kuning
sialan itu.
Tiba-tiba muncul notif additional log on di kiri bawah…
Langsung saya klik dengan bersemangat.
You know what, yang mengizinkan saya log on adalah
sinyal wifi dari Pertamina Tower FEB, fakultas sebelah…
Kesebalan saya pada FIB semakin memuncak. Begitu juga
Puka. Kami selalu bersama-sama, bahkan marah tentang hal yang sama pun bisa
bersama-sama. Bahkan Puka lebih jengkel, karena iPhone-nya tidak bisa
menjangkau sinyal wifi dari Pertamina Tower. :P walaupun sinyalnya lemah dan
sering reload sendiri, sering muncul notif additional log on setelah beberapa menit,
tetapi sinyalnya tetap mengizinkan saya mengakses internet. Alhamdulillah :’)
Ketika berada di lab komputer perpus dan mengalami hal
ini, tiba-tiba saya teringat kejadian semester lalu, ketika saya sedang
mengerjakan tugas kuliah Metode Sejarah di sini bersama Puka. Banyak mahasiswa
lain yang sedang mengakses internet dengan komputer perpus. Tak dinyana, Pak
Dekan memasuki lab dan mulai melongok-longok apa yang diakses oleh para
mahasiswa itu. Saya beruntung karena sedang mengetik kutipan dari buku di
laptop saya. Ada seorang mahasiswa yang ditegur karena mojok di komputer
sebelah utara (mungkin pak Dekan mengira dia sedang nonton bokep, nyokep, dan
sejenisnya). Kemudian pak Dekan keluar dari lab dengan meninggalkan aura
kejengkelan dan bisik-bisik dari mahasiswa yang merasa terganggu atas
kehadirannya (oke, ini lebay).
Hah?! Mungkinkah karena kejadian itu wifi FIB dan wifi
UGM kemudian tidak bisa diakses? Puka sangat menyetujui spekulasi ini dan
begitu pula saya. Ehem. Oke, kemarin laptop saya menunjukkan sinyal UGM Hotspot
hilang, hanya ada tanda silang merah yang menyakitkan hati di sana, dengan
notif bahwa adapter saya yang bermasalah. Tapi handphone Puka juga tidak bisa,
tuh? Berarti wifinya dong yang bermasalah?
Maaan, tidak bisa mengakses facebook dan Youtube saja
sudah cukup untuk saya. Saya tidak butuh mengakses mereka lagi. Saya bisa hidup
tanpa facebook. Tapi kan tidak bisa kemudian semua akses internet ditutup
begitu saja? Kalau memang tidak bisa diakses, kenapa di musholla dan di B107
bisa? Itu kan PHP namanya? Jadi bisakah masalah ini diatasi dengan Watu Masalah
Kuliahnya Bayu Skak yang berteknologi tinggi? (going crazy)
0 comments:
Posting Komentar