Kelas Menulis
Kreatif kemarin adalah menonton film animasi Perancis berjudul Persepolis.
Saat melihat judulnya, saya langsung tertarik. Saya cenderung suka sebuah judul
yang tidak panjang.
Adegan dibuka
dengan animasi sederhana yang memunculkan figur seorang wanita muda mengenakan
jilbab yang sedang berada di bandara. Sebentar kemudian, animasi itu menyoroti
masa lampau seorang gadis kecil dan serta merta warna-warni itu menghilang.
Animasi hitam putih. Ya, saya sudah sering melihatnya dalam anime yang
menggambarkan masa lalu dengan warna yang lebih suram, kadang berwarna sepia.
Flashback dalam Persepolis terasa suram dan agak menakutkan, mirip dengan game
horor Limbo.
Adegan hitam
putih yang ternyata berlangsung lama itu menceritakan masa kecil wanita di
bandara yang bernama Marjane Satrapi atau biasa dipanggil Marji, di Teheran,
Iran. Cerita saat itu berkisar di seputar kehidupan keluarga Marji yang
menganut paham komunis. Oke, sampai di sini saya kurang mengerti film itu,
karena ternyata animasi sederhana itu mengangkat tema yang cukup berat. Kita
lompati saja bagian ini menuju bagian yang saya mengerti. :P
Di Teheran,
wanita yang berada di luar rumah diharuskan memakai jilbab, meskipun mereka
tidak beragama Islam. Mbak Astrid sudah menjelaskan di kelas bahwa agama asli
Iran adalah Zoroaster atau penyembah api. Sebagian besar orang termasuk Marji
mengenakan jilbab dengan sebagian poni terlihat, dan dalam film itu
diperlihatkan bagaimana guru-guru sekolahnya memprotes kesenangan Marji
terhadap musik punk, sneakers yang dipakainya, dan mengharuskan Marji
menutupkan jilbab ke poninya.
Ketika terjadi
kerusuhan yang melibatkan kaum komunis, orangtua Marji memindahkan Marji ke
Wina, Austria untuk tinggal bersama teman ibunya. Usaha tempat tinggal itu
ternyata tidak berhasil dilaksanakan sehingga mulai timbul banyak masalah pada
Marji. Marji tumbuh besar di Austria, hingga kemudian dia merasa terlantar di
negara tersebut dan memutuskan untuk kembali ke Teheran.
Animasi ini
menarik bagi saya pada aspek penggunaan warnanya. Hitam putih yang ditampilkan
sama sekali tidak membuat saya bosan karena ceritanya membuat saya terhanyut dan
melupakan warna-warna yang sebentar tadi ditampilkan di awal film. Aspek yang saya sukai dari film ini adalah animasinya (saya suka animasi) dan bahasa Perancis yang menurut saya adalah bahasa tersekseh :P namun ceritanya yang tentang politik tidak terlalu saya sukai.
0 comments:
Posting Komentar